Kamis, 04 Juni 2015

Alat Kelamin Bunga


1.      Benang Sari ( Stamen)

Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Benang sari merupakan suatu metamorfosis daun, yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Misalnya pada bunga tasbih (Canna indica). Pada tumbuhan ini tajuk bunganya justru tidak begitu menarik , tetapi yang berwarna indah dan menarik adalah benang sarinya yang bersifat seperti tajuk bunga.
        Pada benang sari dapat dibedakan 3 bagian berikut :
a.       Tangkai Sari (filamrntum), yaitu bagian berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
b.      Kepala Sari (Anthera), yaitu bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari (theca), masing-masing ruang sari semula terdiri atas dua ruangan kecil (loculus atau loculumentum).
Dalam ruang sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen), yaitu sel-sel jantan yang berguna untuk penyerbukan. Ada kalanya serbuk sari tidak terbentuk atau serbuk sari tidak mampu untuk mengadakan penyerbukan . Benang sari yang demikian dinamakan benang sari yang mandul.
c.       Penghubung Ruang Sari (connectivum). Bagian ini merupakan bagian lanjut tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari) yang terdapat di kanan kiri penghubung ini.
Walaupun telah dikemukakan bahwa semua bagian bunga juga benang sari di dukung oleh dasar bunga, tetapi tampaknya benang sari tidak selalu demikian duduknya. Mengenai duduknya benang sari dibedakan 3 macam, yaitu :
a. Benang sari jelas duduk pada dasar bunga. Tumbuhan dengan  bunga yang bersifat demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : Thalamiflorea, misalnya jeruk (Citrus sp.)
Hasil gambar untuk bunga jeruk
  b. Benang sari tampak duduk diatas kelopak.yang sering kita lihat pada bunga yang perigin atau epigin. Tumbuhan demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : Calyciflorae, misalnya mawar (Rose hybrida).
Hasil gambar untuk bunga mawar
  c.  Benang sari tampak duduk diatas tajuk bunga : Tumbuhan yang demikian disebut : Corolliflorea, anggota-anggota suku Boraginaceae, misalnya buntut tikus (Heliotropium indicum).
Hasil gambar untuk bunga buntut tikus
Mengenai benang sari pada bunga umumnya  dibedakan 3 golongan :
  a.  Benang sari banyak, yaitu jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari seperti terdapat pada jambu-jambuan (Myr. Taceae), misalnya jambu biji (Psidium Guajava).
Hasil gambar untuk bunga jambu biji
 b.  Jumlah benang sari 2x lipat jumlah tajuknya. Benang sari tersusun  biasanya dalam 2 lingkaran, ada lingkaran luar dan lingkaran dalam.
1)      Diplostemon (diplostemonus), yaitu benang sari dalam lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk. Misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima).
Hasil gambar untuk bunga merak
2)      Obdiplostemon (Obdiplostemonus), jika benang sari pada bagian-bagian dalamnya tang duduknya berseling dengan daun-daun tajuknya, misalnya pada bunga geranium (Pelargonium odoratissimum).
Hasil gambar untuk bunga geranium
      c. Benang sari sama banyak dengan tajuk bunga tau kuarang, yang                                                        dalam hal ini duduknya benang sari dapat :
1)      Episepal (episepalus), artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak, berarti pula berseling dengan daun-daun tajuk.
2)      Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun kelopak.
Bertalian dengan pendek panjangnya benang sari yang terdapat pada satu bunga itu, dapat dibedakan :
     a. Benang sari panjang dua (didynamus), jika dalam satu bunga terdapat misalnya 4 benang sari, yang 2 panjang dan yang 2 lainnya pendek . Bunga dengan benang sari yang demikian terdapat pada tumbuhan suku Labiatae, misalnya : Kemangi (Ocimum basilicum).
Hasil gambar untuk bunga kemangi
  b. Benang sari panjang empat (tetradynamus), jika misalnya dalam satu bunga terdapat 6 benang sari , yang 4 panjang dan yang 2 lainnya pendek. Seprti terdapat misalnya pada bunga lobak (Raphanus sativus).
Hasil gambar untuk bunga lobak
Umumnya benang sari terpisah dengan putik, tetapi adakalanya benang sari berlekatan menjadi satu dengan putik membentuk suatu badan yang dinamakan : ginostemium (gynostemium). Perlekatan benang sari dengan petik menjadi ginostemium merupakan sifat yang amat karakteristik untuk anggrik pada umumnya (Orchidaceae).

2.      Tangkai Sari (Filamentum)
Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah diatas dasar bunga, akan tetapi tidak jarang pula terdapat tangkai sari yang berlekatan satu sama lain.
Berdasarkan jumlahnya berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari, dapat dibedakan:
a. Benang sari berbekas satu atau benang sari bertukal satu (monodelphus), yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga berlekatan menjadi satu, merupakan suatu berkas yang tengahnya berongga dan hanya bagian ujung tangkai sari yang mendukung kepala sari saja yang masih bebassatu sama lain: misalnya : bunga kembang sepatu (Habiscus rosa sinensis).
Hasil gambar untuk bunga sepatu
b. Benang sari berberkas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus), jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dengan masing-masing kelompok. Jumlah tangkai sari dalam dalam masing-masing kelompok tidak perlu sama, misalnya : tumbuhan berbunga kupu-kupu (Papilionaceae).
c.  Benang sari berberkas banyak atau benang sari bertukal banyak, yaitu jika dalam satu bunga yang terdapat banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas, misalnya : bunga kapok (Ceiba pentandra Gaertn.)
Hasil gambar untuk bunga kapok

3.      Kepala Sari (Anthera)
Kepala Sari (Anthera) adalah bagian sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam : bulat, jorong, bulat telur, bangun kerinjal,dll. Didalamnya terdapat 2 ruang sari (theca), tetapi dapat pula hanya saatu atau lebih dari dua ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas 2 kantong sari (loculumentum), tetapi sekat yang memisahkan kedua kantong sari itu dapat hilang sehingga kedua kantong sari itu akhirnya menjadi satu ruang saja.
Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari atau tepung sari (pollen), maka serbuk sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat di dalam serbuk sari akhirnya dapat lebur (bersatu) dengan sel telur yang terdapat di dalam kantung lembaga. Peleburan inti sperma dengan sel telur itulah yang dinamakan pembuahan.
Dudukan kepala sari pada tangkainya dapar bermacam-macam:
a. Tegak (Innatus atau basifixus), yaaitu jika kepala sari dengan tangkainya memperlihatkan batas yang jelas, dan kepala sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini tidak memberikan kemungkinan gerak bagi kepala sarinya.
  b. Menempel (adnatus), jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi penghubung ruang sari, atau kepala sari sepanjang penghubung ruang sarinya menempel pada ujung tangkai sari.
 c. Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat digerak-gerakna atau bergoyang, seperti biasa terdapat pada bunga rumput umumnya (Gramineae).
Jika serbuk sari sudah masak (sudah siap untuk mengadakan persarian). Maka kepala sari lalu pecah untuk memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi, agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda, misalnya:
a. Dengan celah membujur (Longetudinalter dehiscens), yang menjadi jalan keluarnya serbuk sari dapat:
1)      Menghadap kedalam (Introrsum), seperti bunga matahari.
Hasil gambar untuk bunga matahari
2)      Menghadap kesamping (Lateraliter), seperti bunga begonia.
Hasil gambar untuk alat kelamin bunga begonia
3)      Menghadap keluar (Extrorsum), seperti pada bunga semprit (Belamcanda chinensis Leman.)
Hasil gambar untuk alat kelamin bunga semprit
b. Dengan celah yang melintang (Tranversaliter dehiscens), yang tidak banyak terdapat, misalnya pada beberapa tumbuhan suku Euphorbiaceae.
c. Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (Poris dehiscens), seperti terdapat pada kentang (Solanum tuberosum).
d. Dengan kekep atau katuk-katuk (Valvis dehiscens) yang jumlahnya satu atau lebih. Misalnya pada keningar (Cinnamomum zeylanicum Breyn.).

4.      Putik (Pistillum)
Putik merupakan alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel telur yang setelah dibuahi oleh inti sperma yang berasal dari serbuk sari, akhirnya akan berkembang menjadi lembaga, dan lembaga itulah yang nantinya akan merupakan yumbuhan baru. Bagian putik yang mengandung sel telur itu namanya bakal biji (Ovulum) yang akhirnya akan menjadio biji (Smen) dan sementara itu bagian putik yang didalamnya terdapat bakal biji tadi , yaitu bakal buahnya (Ovarium), akan berubah menjadi buah (Fructus).
Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dapat dibedakan dalam :
            a. Putik Tunggal (Simplex), yaitu jika putik hanya tersusun atas  sehelai daun buah saja, misalnya terdapat pada semua tumbuahan yang berbuah polong : Kacang-kacangan (Leguminosae).
b. Putik Majemuk (Compositus), jiak putik terjadi dari 2 daun buah atau lebih, seperti pada kapas (Gossypium sp.)
                    Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut :
a. Bakal buah (Ovarium), yaitu bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga.\
b. Tangkai kepala putik (Stylus), bagian putik yang sempit dan terdapat diatas bakal buah, biasanya berbentuk benang.
c. Kepala putik (Stigma), ialah putik bagian yang paling atas, terletak pada ujung tangkai kepala putik tadi.





5.      Bakal Buah (Ovarium)
Bakal buah adalah bagian putik yang membesar. Dan biasanya terdapat ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji (Ovulum). Bagian yang merupakan bakal biji adalah tembuni (Placenta).
Menurut letaknya terhadap dasar bunga dapat dibedakan :
a. Bakal buah menumpang (Superus), biasanya bakal buah yang menumpang terdapat pada bunga yang dasar bunganya cembung, rata, cekung dangkal seperti cawan.
b. Bakal buah setengah tenggelam (Hemi inferus), biasanya terdapat pada bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
c. Bakal buah tenggelam (Inferus), seluruh bagian samping bakal buah berlekatan denagan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan dalam:
a. Bakal buah beruang satu  (Unilocularis), dapat tersusun atas lebih daripada satu daun buah, misalnya bunga pepaya (Carica papaya).
b. Bakal buah beruang dua (Bilocularis), biasanya tersusun atas 2 daun buah, misalnya terdapat pada suku Brassicaceae (Kubis).
c. Bakal buah beruang tiga (Trilocularis), biasanya terbentuk bakal buah dengan 3 skat, seperti terdapat pada suku getah-getahan(Euphorbiaceae).
d. Bakal buah beruang banyak (Multilocularis), tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan membentuk banyak sekat-sekat, seperti terdapat pada durian (Durio zibethinus).
Sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam :
a. Sekat yang sempurna (Septum Completus).
Bersarkan asalnya sekat itu, sekat yang sempurna dapat lagi dibedakan dalam 2 macam :
1)      Sekat Asli (Septum), misalnya pada durian (Durio zibethinus).
2)      Sekat semu (Septum spurius), misalnya pada bunga kecubung (Datura metel)
  b. Sekat yang tidak sempurna (Septum incompletus), yaitu sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi bakal ruang.

6.      Tembuni (Placenta)
Bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji.
Menurut letaknya tembunu dibedakan dalam :
a. Marginal (Marginalis), letaknya pada tepi daun buah.
b. Laminal (Laminalis), letaknya pada helaian daun buahnya.
Bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembununya adalah:
a. Parietal (Parietalis), berdasarkan letaknya dapat dibedakan dalam 2 macam :
1)      Pada dinding di tepi daun buah (Parietalis-Marginalis)
2)      Pada dinding dihelaian daun buah (Parietalis-Laminalis)
  b. Sentral (Centralis atau Axilis), yaitu dipusat atau diporos, biasanya berbentuk buluh atau silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke arah dinding bakal buah.
c. Aksilar (Axillaris), yaitu di sudut tengah, biasanya pada tepi daun buah, jadi bersifat marginal.

7.      Bakal Biji (Ovulum)
Bakal biji atau calon biji duduk pada tembuni dengan cara berbeda-beda. Bagian-bagian biji dapat dibedakan :
a. Kulit bakal biji (Integumentum), yaitu lapisan bakal biji yang paling luar.
b. Badan bakal biji atau nuselus (Nucellus), yaitu jaringan yang diselubungi oleh kulit bakal biji.
c.  Kandung Lembaga (Saccus embryonalis).
d. Liang bakal biji atau (micropyle), yaitu suatu liang pada kulitv bakal biji.
e. Tali pusar (Funiculus), yaitu pendukung bakal biji.


Lima posisi utama letak bakal biji pada tembuni:
a. Tegak (atropus)
b. Mengangguk (Anatrropus)
c. Bengkok (Campylotropus)
d. Setengah Mengangguk (Hemitropus)
e. Melipat (Camptotropus)

8.      Tangkai Kepal Putik (Stylus)
Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah ke atas. Umumnya tangkai kepala putik mudah dibedakan dari tangkai sari, karna kebanyakan lebih besar.

9.      Kepala Putik (Stigma)
Kepala putik adalah bagian putik yang paling atas, yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik atau ujung tangkai vabang kepala putik dan mempunyai peranan penting dalam penyerbukan.
Bentuk kepala putik amat beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara penyerbukan pada bunga yang bersangkutan
a.  Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (Zea mays)
b.  Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oryzasatifa)
c. Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)
d. Bulat, misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.)
e. Bermacam-macam bentuk lain lagi, misalnya seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota.


Pertanyaan dan Jawaban.
1.      Bagaimana cara penyerbukan pada tanaman yang hanya mempunyai alat kelamin 1 atau berumah 2?

Jawaban : Biasanya penyerbukannya dibantu oleh angin, serangga atau bahkan dengan bantuan manusia.

2.      Pada tumbuhan berumah satu contohnya pada jagung yang mempunyai 2 kelamin berbentuk jagung (Bulir) itu apakah buah atau bunga yang jelas kelamin betinanya?
Jawaban: Pada tanaman yang berumah dua proses penyerbukan oleh angin atau yang lainnya dengan, penyerbukan yang terjadi pada tanaman tersebut sel gamet nya harus cocok, contoh nya putik tanaman A harus berpasangan dengan benang Sari tanaman A juga. tidak akan terjadi penyerbukan jika  benang sari menempel pada sembarang putik

3.      Penjelasan tembuni dan bagian-bagiannya
Jawaban : Tembuni adalah bagian bakal buah yang menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji.  Berdasarkan letaknya tembuni dibedakan atas :
¢ Parietal;  tembuni terletak pada dinding-dinding bakal buah.
¢ Sentral;  tembuni terletak pada poros atau pusat bakal buah.
¢ Aksilar;  tembuni terletak di sudut tengah pada bakal buah yang beruang lebih dari dua dan tembuninya terdapat pada sudut-sudut pertemuan daun-daun buah yang melipat ke dalam.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar