Alat Kelamin Bunga
1.
Benang
Sari ( Stamen)
Benang sari bagi
tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Benang sari merupakan suatu
metamorfosis daun, yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat
kelamin jantan. Misalnya pada bunga tasbih (Canna
indica). Pada tumbuhan ini tajuk bunganya justru tidak begitu menarik ,
tetapi yang berwarna indah dan menarik adalah benang sarinya yang bersifat
seperti tajuk bunga.
Pada benang sari dapat dibedakan 3 bagian berikut :
a. Tangkai
Sari (filamrntum), yaitu bagian
berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
b. Kepala
Sari (Anthera), yaitu bagian benang
sari yang terdapat pada ujung tangkai sari (theca),
masing-masing ruang sari semula terdiri atas dua ruangan kecil (loculus atau
loculumentum).
Dalam ruang sari
terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen),
yaitu sel-sel jantan yang berguna untuk penyerbukan. Ada kalanya serbuk sari
tidak terbentuk atau serbuk sari tidak mampu untuk mengadakan penyerbukan .
Benang sari yang demikian dinamakan benang sari yang mandul.
c. Penghubung
Ruang Sari (connectivum). Bagian ini
merupakan bagian lanjut tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian
kepala sari (ruang sari) yang terdapat di kanan kiri penghubung ini.
Walaupun telah dikemukakan bahwa semua bagian bunga
juga benang sari di dukung oleh dasar bunga, tetapi tampaknya benang sari tidak
selalu demikian duduknya. Mengenai duduknya benang sari dibedakan 3 macam,
yaitu :
a. Benang sari jelas duduk pada dasar bunga.
Tumbuhan dengan bunga yang bersifat
demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : Thalamiflorea,
misalnya jeruk (Citrus sp.)
b. Benang
sari tampak duduk diatas kelopak.yang sering kita lihat pada bunga yang perigin
atau epigin. Tumbuhan demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : Calyciflorae, misalnya mawar (Rose hybrida).
c. Benang sari tampak duduk diatas tajuk bunga : Tumbuhan
yang demikian disebut : Corolliflorea,
anggota-anggota suku Boraginaceae,
misalnya buntut tikus (Heliotropium
indicum).
Mengenai benang sari pada bunga umumnya dibedakan 3 golongan :
a. Benang sari banyak, yaitu jika dalam satu
bunga terdapat lebih dari 20 benang sari seperti terdapat pada jambu-jambuan (Myr. Taceae), misalnya jambu biji (Psidium Guajava).
b. Jumlah benang sari 2x lipat jumlah tajuknya.
Benang sari tersusun biasanya dalam 2
lingkaran, ada lingkaran luar dan lingkaran dalam.
1) Diplostemon
(diplostemonus), yaitu benang sari
dalam lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk. Misalnya pada
kembang merak (Caesalpinia pulcherrima).
2) Obdiplostemon
(Obdiplostemonus), jika benang sari
pada bagian-bagian dalamnya tang duduknya berseling dengan daun-daun tajuknya,
misalnya pada bunga geranium (Pelargonium
odoratissimum).
c. Benang sari sama banyak dengan tajuk bunga
tau kuarang, yang
dalam hal ini duduknya benang sari dapat :
1) Episepal
(episepalus), artinya berhadapan
dengan daun-daun kelopak, berarti pula berseling dengan daun-daun tajuk.
2) Epipetal
(epipetalus), artinya berhadapan
dengan daun-daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun kelopak.
Bertalian dengan pendek panjangnya benang sari yang
terdapat pada satu bunga itu, dapat dibedakan :
a. Benang sari panjang dua (didynamus), jika dalam satu bunga
terdapat misalnya 4 benang sari, yang 2 panjang dan yang 2 lainnya pendek .
Bunga dengan benang sari yang demikian terdapat pada tumbuhan suku Labiatae, misalnya : Kemangi (Ocimum basilicum).
b. Benang
sari panjang empat (tetradynamus),
jika misalnya dalam satu bunga terdapat 6 benang sari , yang 4 panjang dan yang
2 lainnya pendek. Seprti terdapat misalnya pada bunga lobak (Raphanus sativus).
Umumnya
benang sari terpisah dengan putik, tetapi adakalanya benang sari berlekatan
menjadi satu dengan putik membentuk suatu badan yang dinamakan : ginostemium (gynostemium). Perlekatan benang sari
dengan petik menjadi ginostemium merupakan sifat yang amat karakteristik untuk
anggrik pada umumnya (Orchidaceae).
2.
Tangkai
Sari (Filamentum)
Tangkai sari
biasanya duduk terpisah-pisah diatas dasar bunga, akan tetapi tidak jarang pula
terdapat tangkai sari yang berlekatan satu sama lain.
Berdasarkan jumlahnya
berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari, dapat dibedakan:
a. Benang sari
berbekas satu atau benang sari bertukal satu (monodelphus), yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga
berlekatan menjadi satu, merupakan suatu berkas yang tengahnya berongga dan
hanya bagian ujung tangkai sari yang mendukung kepala sari saja yang masih
bebassatu sama lain: misalnya : bunga kembang sepatu (Habiscus rosa sinensis).
b. Benang sari
berberkas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus), jika benang sari
terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dengan
masing-masing kelompok. Jumlah tangkai sari dalam dalam masing-masing kelompok
tidak perlu sama, misalnya : tumbuhan berbunga kupu-kupu (Papilionaceae).
c. Benang sari berberkas banyak atau benang sari
bertukal banyak, yaitu jika dalam satu bunga yang terdapat banyak benang sari,
tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas, misalnya :
bunga kapok (Ceiba pentandra Gaertn.)
3.
Kepala
Sari (Anthera)
Kepala Sari (Anthera) adalah bagian sari yang
terdapat pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam
: bulat, jorong, bulat telur, bangun kerinjal,dll. Didalamnya terdapat 2 ruang
sari (theca), tetapi dapat pula hanya
saatu atau lebih dari dua ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas 2
kantong sari (loculumentum), tetapi
sekat yang memisahkan kedua kantong sari itu dapat hilang sehingga kedua
kantong sari itu akhirnya menjadi satu ruang saja.
Ruang sari merupakan
tempat terbentuknya serbuk sari atau tepung sari (pollen), maka serbuk sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh
menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat di dalam serbuk sari
akhirnya dapat lebur (bersatu) dengan sel telur yang terdapat di dalam kantung
lembaga. Peleburan inti sperma dengan sel telur itulah yang dinamakan
pembuahan.
Dudukan
kepala sari pada tangkainya dapar bermacam-macam:
a.
Tegak (Innatus atau basifixus),
yaaitu jika kepala sari dengan tangkainya memperlihatkan batas yang jelas, dan
kepala sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini
tidak memberikan kemungkinan gerak bagi kepala sarinya.
b. Menempel (adnatus), jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi
penghubung ruang sari, atau kepala sari sepanjang penghubung ruang sarinya
menempel pada ujung tangkai sari.
c. Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung
tangkai sari, sehingga kepala sari dapat digerak-gerakna atau bergoyang,
seperti biasa terdapat pada bunga rumput umumnya (Gramineae).
Jika serbuk sari sudah masak (sudah siap untuk
mengadakan persarian). Maka kepala sari lalu pecah untuk memungkinkan keluarnya
butir-butir serbuk sari tadi, agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala
sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda, misalnya:
a. Dengan celah membujur (Longetudinalter dehiscens), yang menjadi jalan keluarnya serbuk
sari dapat:
1) Menghadap
kedalam (Introrsum), seperti bunga
matahari.
2) Menghadap
kesamping (Lateraliter), seperti
bunga begonia.
3) Menghadap
keluar (Extrorsum), seperti pada
bunga semprit (Belamcanda chinensis
Leman.)
b. Dengan celah yang melintang (Tranversaliter dehiscens), yang tidak banyak terdapat, misalnya
pada beberapa tumbuhan suku Euphorbiaceae.
c. Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal
kepala sari (Poris dehiscens),
seperti terdapat pada kentang (Solanum
tuberosum).
d. Dengan kekep atau katuk-katuk (Valvis dehiscens) yang jumlahnya satu
atau lebih. Misalnya pada keningar (Cinnamomum
zeylanicum Breyn.).
4.
Putik
(Pistillum)
Putik merupakan
alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel telur yang setelah
dibuahi oleh inti sperma yang berasal dari serbuk sari, akhirnya akan
berkembang menjadi lembaga, dan lembaga itulah yang nantinya akan merupakan
yumbuhan baru. Bagian putik yang mengandung sel telur itu namanya bakal biji (Ovulum) yang akhirnya akan menjadio biji
(Smen) dan sementara itu bagian putik
yang didalamnya terdapat bakal biji tadi , yaitu bakal buahnya (Ovarium), akan berubah menjadi buah (Fructus).
Menurut banyaknya daun
buah yang menyusun sebuah putik, putik dapat dibedakan dalam :
a.
Putik Tunggal (Simplex), yaitu jika
putik hanya tersusun atas sehelai daun
buah saja, misalnya terdapat pada semua tumbuahan yang berbuah polong :
Kacang-kacangan (Leguminosae).
b. Putik
Majemuk (Compositus), jiak putik terjadi dari 2 daun buah atau lebih, seperti
pada kapas (Gossypium sp.)
Pada
putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut :
a. Bakal buah (Ovarium),
yaitu bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar
bunga.\
b. Tangkai kepala putik (Stylus), bagian putik yang sempit dan terdapat diatas bakal buah,
biasanya berbentuk benang.
c. Kepala putik (Stigma),
ialah putik bagian yang paling atas, terletak pada ujung tangkai kepala putik
tadi.
5.
Bakal
Buah (Ovarium)
Bakal buah
adalah bagian putik yang membesar. Dan biasanya terdapat ditengah-tengah dasar
bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji (Ovulum). Bagian yang merupakan bakal biji adalah tembuni (Placenta).
Menurut letaknya
terhadap dasar bunga dapat dibedakan :
a. Bakal buah
menumpang (Superus), biasanya bakal
buah yang menumpang terdapat pada bunga yang dasar bunganya cembung, rata,
cekung dangkal seperti cawan.
b. Bakal buah
setengah tenggelam (Hemi inferus),
biasanya terdapat pada bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
c. Bakal buah
tenggelam (Inferus), seluruh bagian
samping bakal buah berlekatan denagan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau
piala.
Berdasarkan
jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan
dalam:
a. Bakal buah
beruang satu (Unilocularis), dapat tersusun atas lebih daripada satu daun buah,
misalnya bunga pepaya (Carica papaya).
b. Bakal buah
beruang dua (Bilocularis), biasanya
tersusun atas 2 daun buah, misalnya terdapat pada suku Brassicaceae (Kubis).
c. Bakal buah
beruang tiga (Trilocularis), biasanya
terbentuk bakal buah dengan 3 skat, seperti terdapat pada suku getah-getahan(Euphorbiaceae).
d. Bakal buah
beruang banyak (Multilocularis),
tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan membentuk banyak
sekat-sekat, seperti terdapat pada durian (Durio
zibethinus).
Sekat-sekat yang
membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam :
a. Sekat yang sempurna
(Septum Completus).
Bersarkan
asalnya sekat itu, sekat yang sempurna dapat lagi dibedakan dalam 2 macam :
1) Sekat
Asli (Septum), misalnya pada durian (Durio zibethinus).
2) Sekat
semu (Septum spurius), misalnya pada
bunga kecubung (Datura metel)
b. Sekat
yang tidak sempurna (Septum incompletus),
yaitu sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi bakal ruang.
6.
Tembuni
(Placenta)
Bagian bakal
buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal
biji.
Menurut letaknya
tembunu dibedakan dalam :
a. Marginal (Marginalis), letaknya pada tepi daun
buah.
b. Laminal (Laminalis), letaknya pada helaian daun
buahnya.
Bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka
kemungkinan letak tembununya adalah:
a. Parietal (Parietalis), berdasarkan letaknya dapat
dibedakan dalam 2 macam :
1) Pada
dinding di tepi daun buah (Parietalis-Marginalis)
2) Pada
dinding dihelaian daun buah (Parietalis-Laminalis)
b. Sentral (Centralis atau Axilis), yaitu dipusat
atau diporos, biasanya berbentuk buluh atau silinder dengan bakal-bakal bijinya
menghadap ke arah dinding bakal buah.
c. Aksilar (Axillaris),
yaitu di sudut tengah, biasanya pada tepi daun buah, jadi bersifat marginal.
7.
Bakal
Biji (Ovulum)
Bakal biji atau
calon biji duduk pada tembuni dengan cara berbeda-beda. Bagian-bagian biji
dapat dibedakan :
a. Kulit bakal
biji (Integumentum), yaitu lapisan
bakal biji yang paling luar.
b. Badan bakal
biji atau nuselus (Nucellus), yaitu
jaringan yang diselubungi oleh kulit bakal biji.
c. Kandung Lembaga (Saccus embryonalis).
d. Liang bakal biji
atau (micropyle), yaitu suatu liang
pada kulitv bakal biji.
e. Tali pusar (Funiculus), yaitu pendukung bakal biji.
Lima posisi utama letak
bakal biji pada tembuni:
a. Tegak (atropus)
b. Mengangguk (Anatrropus)
c. Bengkok (Campylotropus)
d. Setengah Mengangguk
(Hemitropus)
e. Melipat (Camptotropus)
8.
Tangkai
Kepal Putik (Stylus)
Tangkai kepala putik
merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan
bakal buah ke atas. Umumnya tangkai kepala putik mudah dibedakan dari tangkai
sari, karna kebanyakan lebih besar.
9.
Kepala
Putik (Stigma)
Kepala putik adalah
bagian putik yang paling atas, yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik
atau ujung tangkai vabang kepala putik dan mempunyai peranan penting dalam
penyerbukan.
Bentuk kepala putik
amat beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara penyerbukan pada bunga
yang bersangkutan
a. Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (Zea mays)
b. Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oryzasatifa)
c. Seperti bulu-bulu,
misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus
tetragonolobus)
d. Bulat, misalnya pada
bunga jeruk (Citrus sp.)
e. Bermacam-macam
bentuk lain lagi, misalnya seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota.
Pertanyaan dan Jawaban.
1.
Bagaimana cara
penyerbukan pada tanaman yang hanya mempunyai alat kelamin 1 atau berumah 2?
Jawaban
: Biasanya penyerbukannya dibantu oleh angin, serangga
atau bahkan dengan bantuan manusia.
2.
Pada tumbuhan
berumah satu contohnya pada jagung yang mempunyai 2 kelamin berbentuk jagung (Bulir)
itu apakah buah atau bunga yang jelas kelamin betinanya?
Jawaban:
Pada tanaman yang berumah dua proses penyerbukan oleh
angin atau yang lainnya dengan, penyerbukan yang terjadi pada tanaman
tersebut sel gamet nya harus cocok, contoh nya putik tanaman A harus
berpasangan dengan benang Sari tanaman A juga. tidak akan terjadi penyerbukan
jika benang sari menempel pada sembarang putik
3.
Penjelasan tembuni
dan bagian-bagiannya
Jawaban : Tembuni adalah bagian bakal buah
yang menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Berdasarkan letaknya
tembuni dibedakan atas :
¢ Parietal; tembuni
terletak pada dinding-dinding bakal buah.
¢ Sentral; tembuni
terletak pada poros atau pusat bakal buah.
¢ Aksilar; tembuni
terletak di sudut tengah pada bakal buah yang beruang lebih dari dua dan
tembuninya terdapat pada sudut-sudut pertemuan daun-daun buah yang melipat ke
dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar